Posted by YUSUF RICKY on 13:33 | 2 comments
MAKALAH TENTANG BUDIDAYA IKAN KOI
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
penyusun :
Muhammad Ricky Yusuf Achsani
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SAKTI GEMOLONG
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdullilah atas selesainya makalah budidaya ikan koi ini saya panjatkan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya. Atas berkat
rahmat dan bimbingannya maka saya mampu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk menyelesaikan tugas yang di
berikan guru selaku pembimbing saya dengan sebaik-baiknya karena hal itu merupakan
kewajiban saya selaku siswa di SMK SAKTI GEMOLONG.
Saat mengadakan penelitian hingga perumusan makalah ada sedikit bantuan yang
saya terima baik itu berupa bantuan moral, materi, dan spiritual dari berbagai
pihak. Tak terkecuali bantuan yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru selaku
pembimbing baik bantuan moral maupun spiritual yang tidak ternilai harganya.Terima
kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada:
1. Bapak Ichsanuddin M.Pd, selaku guru yang telah membimbinng
dalam pembuatan makalah ini.
2. Rekan rekan siswa SMK SAKTI GEMOLONG yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Dengan kerandahan hati saya mohon maaf atas segala
kekurangannya, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Seboga laporan ini
dapan bermanfaat untuk kedepannya.
Sekian dan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Ikan hias
merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalam menghasilkan
devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan (pembudidaya).
Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar 7,5 %,lebih kecil
dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %,
sedangkan potensi ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga
tersebut.Potensi ikan hias di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera,
Bali,Kalimantan,Sulawesi, Maluku, dan Papua
Pada saat
ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin menyebar keseluruh lapisan
masyarakat. Meskipun kemampuan daya belinya bervariasi,masyarakat perkotaan di
Indonesia melengkapi rumahnya dengan akuarium-akuarium yang diisi beragam ikan
hias salah satunya ikan koi. Ikan koi berasal dari Negara Jepang
(Kokugyo). Di negeri matahari terbit itu, koi berkembang pesat. Ikankoi
merupakan ikan hias unggulan. Corak sisiknya yang berwarna-warni membuatikan
ini banyak digemari, terutama oleh para pengusaha ikan hias.
Koi
termasuk golongan Aimal. Dari famili masih dikelompokan dalam beberapa
genus dan terdiridari beberapa specias salah satunya Chyprinus carpio dengan
nama lokal ikan koi.Ikan koi di Indonesia merupakan ikan hias favorit dan
banyak digemari masyarakat luas karena tubuhnya yang mempesona dan harganya
relatif tidak terlalumahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi salah satu
komoditas perdagangan yangcukup baik dalam bidang perikanan.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula ditemukan Ikan
Koi ?
2. Bagaimana Karakteristaik Ikan Koi ?
3. Apa sajakah jenis jenis Ikan Koi ?
4. Bagaimanakah Teknik Budidaya Ikan
Koi ?
C. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan tentang
budidaya ikan koi mulai dari pembenihan
hingga pemasaran dan analisis ekonomi yang dibutuhkan.
2. Dapat memecahkan masalah dalam
budidaya ikan koi.
3. Mengetahui potensi ikan koi sejak
dulu hingga sekarang
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………….………………………...2
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………..3
·
A.
Latar Belakang ………………………………………....3
·
B.
Rumusan Masalah ……………………………………...4
·
C.
Tujuan …………………………………………………..4
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………..…6
·
A.
Sejarah Ikan Koi ………………………………………..6
·
B.
Karakteristaik Ikan Koi ………………………………..7
·
C.
Jenis Jenis Ikan Koi…………….………………………10
·
D.
Tekhnik Budidaya Ikan Koi……………………………18
BAB III
PENUTUP …………………………………………………...25
·
A.
Simpulan ……………………………………………….25
·
B.
Saran …………………………………………………...26
·
C.
Daftar Pustaka……...…………………………………...27
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Ikan Koi
Menurut
sejarahnya, orang Cina-lah yang pertama kali menternakkan ikan karper, yaitu
sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim
sebagai "produk" jepang tentu ada alasannya.Pusat pembenihan koi di
jepang terdapat di daerah pegunungan ojiya, niigata. Daerah ini ter-kenal
sebagai penghasil karper, karena penduduk di ojiya banyak membudidayakan karper
untuk lauk mereka sewaktu musim panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak
mungkin lakukan karena daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi
dingin, karper tersebut akan menempati kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu
melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk bagi penduduk ojiya.
Melalui
suatu pembudidayaan selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang
berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang
menyemangati mereka untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang
lebih indah. Akhirnya pada tahun 1870 didapatkan-lah kohaku (merah dan putih),
menyusul pada tahun 1910 shiroutsiiri (putih dan hitam) dan kinutsuri (kuning
dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa
di-pungkiri.
Tahun
1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal
mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna.
Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah showa sanke (merah, putih dan
hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti kinrin (sisik
emas), ginrin (sisik perak), dan ogon (emas).
Pada tahun
1904, jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan yang
tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada jepang. Mereka lantas
menernakkan koi jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya
melengkapi keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni
jepang dikenal sebagai nishikigoi, maka koi jerman ini populer dengan sebutan
doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa jepang, nishiki mengandung makna kain yang
berane-ka warna, sedangkan goi artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya
nishikigoi yang akhirnya populer dengan nama koi.
B.
Karakteristik
Ikan Koi
Sebagai
"bentuk lain" dari ikan mas, pada dasarnya hampir seluruh organ tubuh
koi sama dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada beberapa perbedaan pokok
seperti bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa hal yang sifatnya sangat
khusus.
Koi
mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah
sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah
sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi
inereka untuk berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan
tangan. Sirip dada bisa diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip
perut sebagai kaki. Hanya bedanya dengan manusia, tangan dan kaki
tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada
ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau di-potong.
Untuk bisa
berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras,
jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah
jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari
lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di
belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan "sayap" yang
memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila bere-nang.
Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga sirip
koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai
jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari
lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip
anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Selain
sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman. Indera
pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang
berguna untuk mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera
penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya dari
lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini pula yang membedakannya
dengan ikan maskoki, yang cikal bakalnya sangat mirip dengan mereka.
Pada sisi
badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi
(Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini
terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga
ke sebelah luar.
Badan koi
tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di
luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut
endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir
(mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan atau
menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis, lapisan
endodermis terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan
urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat
sel warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi. Sel warna ini mempunyai corak
yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4
macam seJ warna yang berbeda. Adapun keempat sel yang diproduksinya
adaJah melano-phore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore (merah), dan
guanophore (putih).
Organ
perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat dengan
penyusutan dan penyerapan sel-sel warna.
Organ ini sangat reaktif sekali dengan cahaya. Tem-patnya di antara lapisan
epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, dan terletak di bawah sisik.
Sisik koi
mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang
bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Kasus yang hampir sama
dengan pohon jati, yang mana umurnya bisa
ditentukan dengan melihat garis-garis lingkar pada batangnya.
Demikian pula yang terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu halusnya,
maka untuk bisa memastikan yang hampir mendekafi kebenaran - diperlukan bantuan
untuk melihat lebih jelas lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisik koi.
Untuk
melihatnya, kita perlu merendam sisik tersebut dengan larutan Potasium
hidroksida dengan konsentrasi 1—5% selama 24 jam. Setelah itu sisik dibersihkan
dan dibasuh dengan air, dan dilihat di bawah mikroskop.
C.
Jenis-Jenis Ikan Koi
1. Ikan Koi Hariwake
Hariwake adalah koi yang mempunyai
pola emas dan perak, dengan kepala jernih. Yamabuki-Hariwake adalah koi yang
mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-Hariwake mempunyai warna
emas-oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum cemara dinamakan
Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu.
Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-Doitsu yang badannya seperti
platinum dan mempunyai hiasan cantik pada sisi badannya. Hyakunenzakura adalah
sebutan untuk Kikusui yang mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.
2. Ikan Koi Platinum-Kohaku (Kin-Fuji)
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah
keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai punggung yang putih berkilauan
seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut Hikarimono dari
Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino pada tahun 1965.
Koi ini mempunyai badan yang mirip gumpalan platinum yang tampak indah
sepanjang hari.
3.Ikan Koi Nezu-Ogon
Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi
yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon adalah sebutan untuk koi hasil
ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan dari Kigof dan
Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang berkilauan seperti
platinum.
4. Ikan Koi Yamabuki-Ogon
Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk
koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas murni. Koi ini merupakan hasil
perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Orange-Ogon
adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada tahun 1956.
5. Ikan
Koi Hi-Ogon
Koi yang mempunyai kepala yang
jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah disebut Hi-Ogon. Perkawinan
antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba. Kin-Matsuba mempunyai
sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang mempunyai sisik seperti
platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah koi Jerman yang
mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan Orange-Doitsu mempunyai
badan ber-warna oranye.
6. Ikan koi Midorigoi
adalah nama yang
diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna hijau kekuningan. Ikan
ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan Shusui dan
Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.
7.
Ikan Koi Koromo
Koromo diberikan bagi keturunan
Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam
Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo),
Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).
8.
Ikan Koi Shusui
Tahun 1910 Yoshigori Akiyama
mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan menghasilkan Shusui.
Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya
berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan
siripnya berwarna merah terbakar.
9. Ikan Koi Asagi
Asagi adalah koi yang mempunyai
badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan sirip
berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan yang
tidak bercacat.Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi
sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya
warna merah pada perutnya. Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan
menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.
10.
Ikan Koi Showa-Sanke
Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku
adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna putih dan merah di badannya.
Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-Sanke. Bedanya terletak pada warna
dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa berdasar hitam.
Pada tahun 1927, Jukichi Hoshino
mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku dan menghasil-kan Showa-Sanke.
Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya masih bercampur dengan
cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil mengawinkan
Yagozaemon-Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna merah yang murni.
Jenis ini kemudian menjadi yang ter-baik.
Warna merah di daerah kepala hams
cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya hams tegas (jelas). Putih hams seperti
salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh permukaan tubuhnya, terutama pada
kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam hams menyerupai bentuk petir atau
gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa noda merah.
11.
Ikan Koi Taisho Sanke
Taisho-Sanke adalah koi yang
badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan hitam. Pola dasarnya
merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya.
Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku.
Tidak jelas sejak kapan koi dengan
tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga
warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga warna yang
se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari
Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan
warna hitam dan merah pada sekujur badannya.
Seperti Kohaku, putihnya
Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam dan pekat. Yang
bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya
tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar
akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai
badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada
warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah sirip yang
juga mempunyai tiga pola warna.
13.Ikan
Koi Kohaku
Kohaku adalah varietas koi yang
mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan
paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya
langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah
berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang “pertama dan terakhir”, karena
umumnya pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu
berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang
sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor
koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas
ngetop dengan nama “Hookazuki”. Pada tahun 1800, dari “Hookazuki” ini lahirlah
seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan
Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka
sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka
(berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah koi dengan
sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah (Kuchibeni),
dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata pada
jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi
pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih
seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan.
Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah
(terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat
kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak
halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit
didapatkan.
D. Teknik
Budidaya Ikan Koi
Budidaya
ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama dengan budidaya
ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit
berkualitas. Kali ini alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan
koi. Berikut ini adalah tahapan dalam budidaya iakn koi :
1. Memilih indukan
Memilih
indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus
secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum
umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi.
Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya dari
para pehobi.
Pehobi
biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri
maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki
keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar
ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini
pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan
karena ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan
berkualitas. Sebagai imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu
atau dua ekor ikan hasil perkawinan.
Selain keturunan atau sifat genetis,
calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Umur
ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
·
Memiliki
jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
·
Bentuk
tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
·
Gaya
berengang tenang dan seimbang
·
Warna
cemerlang dan kontras
·
Sehat,
gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
·
Indukan
jantan dan betina telah matang gonad
2. Pemeliharaan indukan ikan koi
Sebaiknya
calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam
setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus
diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina
atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih besar
dari indukan jantan.
Indukan
betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat
dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum
pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang
diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih
dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar
3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.
3. Pemijahan ikan koi
a. Tempat pemijahan
Sebaiknya
kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk
menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan.
Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan
ketinggian air 40 cm.Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua
saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak ada hama
penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan tidak hanyut
ke luar kolam.
Sebelum di
isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk
memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam. Air yang
dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 24
jam.
Ikan koi
senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam. Oleh karena itu,
sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan tumbuhan air.
Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam pemijahan.
b. Proses pemijahan
Setelah
kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu.
Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa
dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi
kolam agar tidak stres.
Setelah 2
hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan
jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan
dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi.
Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu jantan apabila ukuran si jantan
cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi.
Pemijahan
biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum matahari
terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan
menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan
menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.
Setelah
proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam
pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan
telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas.
c. Penetasan larva
Telur-telur
yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh
karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar
27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air
terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa
membusuk.
Setelah
telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas
masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila
persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan.
Pakan yang
bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus.
Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan
pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa
pakan segera dibersihkan.
Beberapa
penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat
kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan
burayak adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu
air (daphnia dan moina)
yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah
lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing
sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian
pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan
dipindahkan ke kolam pendederan.
d. Pendederan
Kolam
pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada
umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan
kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi.
Pada fase
ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran
kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi.
Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan
sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah
anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan
pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan
tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali
sehari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Sejarah
Menurut
sejarahnya, orang Cina-lah yang pertama kali menternakkan ikan karper, yaitu
sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim
sebagai "produk" jepang tentu ada alasannya.Pusat pembenihan koi di
jepang terdapat di daerah pegunungan ojiya, niigata.
2.
Karakteristik
Koi
mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah
sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus,
dan sebuali sirip ekor.
3.
Jenis Jenis Ikan Koi
Ada banyak
jenis ikan koi, Koi bisa hidup di suhu dingin maupun hangat, asalkan adanya
siklus air dan oksigen yang cukup. Banyak jenis jenis ikan koi yang hidup
Indonesia, Contohnya yang sudah dibahas di awal tadi.
4.
Tekhnik Budidaya Ikan Koi
Budidaya
ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama dengan budidaya
ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit
berkualitas. Kali ini alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan
koi.
B. Saran
Dengan melihat potensi yang cukup
baik dan perawatan yang tidak terlalu sulit, maka usaha seperti ini cukup baik
di Indonesia. Harga yang di capai pun saat tiba atau musimnya ikan koi ini
trend membuat harga melonjak tinggi.Maka dari itu mari kita memanfaatkan
peluang usaha ini karena dengan membudidayakan ikan koi kita dapat meraih
keuntungan sebanyak banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
ReplyDeletehttp://alexkent17.inube.com/blog/7924123/what-is-fins/
.
Terimakasih
ReplyDelete